See My Another Photos In Instagram

Penjelajahan Dunia Bawah Air Bali ( Gugusan Karang Pulau Menjangan) Part 1

backpacker bali

Matahari belum menampakan diri di kawasan pelabuhan Gilimanuk pagi itu. Namun suara kendaraan yang hilir mudik dari dan ke pelabuhan memaksa saya untuk membuka mata. Memang bukan pertama kali saya harus tidur di trotoar, tapi toh badan saya masih belum terbiasa untuk menahan dingin dan suara bising sepanjang malam. Semua ini rela saya lakukan untuk menjawab tantangan traveling ala backpacker. Hari ini saya dan beberapa teman harus bisa merasakan sensasi snorkeling di gugusan karang Menjangan Bali, tentu saja dengan total biaya seminimal mungkin.

Dibelakang kios rokok ini kami menggelar sleeping bag

Meski kendaraan pribadi sudah berlalu-lalang, namun angkutan umum yang kami tunggu belum juga terlihat. Menurut pemilik lapak rokok yang belakang tempatnya kami tumpangi untuk tidur semalam, angkutan umum menuju arah Singaraja baru akan beroperasi sekitar pukul 06.30 WITA. Meski masih memiliki cukup untuk kembali tidur, saya lebih memilih untuk menjelajah terminal Gilimanuk yang letaknya tepat di depan gerbang masuk pelabuhan.

Backpacker harus berani menawar

Setelah melipat matras dan kantung tidur dan juga berpamitan dengan bapak pemilik kedai rokok kami memutuskan untuk menunggu angkutan umum di dalam terminal. Bentuk gapura terminal Gilimanuk sekali lagi mengingatkan saya bahwa sekarang saya sedang menginjakan kaki di tanah para dewa. Setelah menikmati sedikit sisa roti semalam untuk sarapan, angkutan yang kami tunggu pun tiba. Jika kemarin untuk berangkat ke Bali kami menggunakan kereta api dan kapal ferry yang tiketnya tidak bisa ditawar. Maka sekarang ini adalah saat yang tepat untuk mencoba jurus tawar-menawar yang saya miliki.

Tentu saja saya tidak berangkat "berperang" tanpa mengenali "musuh" terlebih dahulu. Sebelumnya berkat informasi dari teman-teman di media sosial, saya mengetahui bahwa tarif normal dari terminal Gilimanuk menuju pelabuhan Banyuwedang hanya berkisar Rp 5000,- saja. Namun bisa melonjak hingga 10 kali lipat jika para calo mengetahui bahwa kita bukan warga lokal.

Snorkeling Pulau Menjangan
Dengan sedikit kreatifitas, tongsis murah meriah pun jadi penyangga action cam dadakan
Ransel dan peralatan kamera yang selalu melekat di badan tentu petunjuk utama bagi para calo bahwa kami adalah sekumpulan pelancong yang haus akan keindahan pulau Bali. Belum juga mini bus berwarna merah yang akan kami tumpangi benar-benar berhenti, para calo sudah siap-siap dengan segala tawarannya. Saran dari saya adalah untuk segera menolak tawaran dari para calo ini dan langsung bernegoisasi dengan sopir angkutan. Setelah mereka mengetahui tujuan kami adalah pelabuhan Banyuwedang langsung saja mereka menetapkan harga Rp 50.000,- per orang.

         " yang benar saja bang 50 ribu, biasanya juga 5 ribu..."
         " itukan kalau buat warga sini,,bukan buat turis.."
       
Setelah tarik ulur dan sok jual mahal seperti gadis remaja yang didekati pemuda tanggung, akhirnya sopir angkot mengalah dan memberikan kami harga normal dengan alasan pelaris. Tidak butuh waktu lama hingga angkot yang saya tumpangi terisi penuh. Jaraknya memang tidak jauh, menit-menit awal saya gunakan untuk menikmati pemandangan kawasan Taman Nasional Bali Barat, pun akhirnya saya dikalahkan juga oleh rasa kantuk yang belum terpuaskan.

bersambung....

NP: Perjalanan ini kami lakukan pada tahun 2013

BACA JUGA:

1 komentar

  1. For me this is very good information, because it makes us know more and learn more about the world wide, so that will greatly add insight for me, for that I say many thanks.......

    Do not forget to stop by my blog yes......

    Apotek Wan
    * Alat Bantu Sex Pria


    - Vagina Center

    - Vagina Getar

    - Vagina Getar Goyang suara

    - Vagina Manual

    ReplyDelete